Pendidikan merdeka itu … berdaya upaya dengan sengaja untuk memajukan hidup – tumbuhnya budi-pekerti (rasa – pikiran, roh) dan badan anak dengan jalan pengajaran, teladan, dan pembiasaan jangan disertai perintah dan paksaan” (Ki Hadjar Dewantara).
Pada bagian pertama tentang Pendidikan yang Memerdekakan pengetahuan tentang dasar-dasar pendidikan kita telah mempelajari tentang pengertian pendidikan secara umum.
Perlunya Menguasai Diri dalam Pendidikan Budi Pekerti
To topPendidikan yang Memerdekakan pengetahuan tentang dasar-dasar pendidikan dan menguasai diri dalam pendidikan. Watak biologis dan tidak dapat lenyap dari jiwa manusia sangat banyak contohnya. Kita juga dapat melihat dalam kehidupan setiap manusia. Misalnya, orang yang karena pendidikannya, keadaan dan pengaruh lainnya, seharunya berbudi dermawan.
Namun demikian, jika ia memang mempunyai dasar watak kikir atau pelit, maka ia kan selalu kelihatan kikir, walaupun orang tersebut tahu akan kewajibannya sebagai dermawan terhadap fakir miskin (ini pengaruh pendidikannya yang baik). Semasa ia tidak sempat berpikir, tentulah tabiat kikir orang tersebut itu akan selalu kelihatan. Setidak-tidaknya kedermawanan orang itu akan berbeda dengan orang yang memang berdasar watak dermawan.
Jadi, kalau kecerdasan budi yang dimiliki orang tersebut sungguh baik, yaitu dapat mengadakan budi pekerti yang baik dan kokoh sehingga dapat mewujudkan kepribadian (persoonlikjkheid) dan karakter (jiwa yang berasas hukum kebatinan), maka ia akan selalu dapat mengalahkan nafsu dan tabiat-tabiatnya yang asli dan biologis tadi.
Pendidikan yang Memerdekakan pengetahuan tentang dasar-dasar pendidikan.
Oleh karena itu, menguasai diri (zelfbeheersching) merupakan tujuan pendidikan dan maksud keadaban. ‘Beschaving is zelfbeheersching’ (adab itu berarti dapat menguasai diri), demikian menurut pengajaran adat atau etika.
Jenis-Jenis Budi Pekerti
To topSetelah kita mengetahui bahwa budi pekerti seseorang itu dapat mewujudkan sifat kebatinan seseorang dengan pasti dan tetap, kita juga harus mengetahui pula bahwa tidak ada dua budi pekerti orang yang sama. Jadi, sama keadaannya dengan roman muka manusia, tidak ada dua orang yang sama. Meskipun, orang dapat membedakan budi pekerti manusia menjadi beberapa macam atau jenis (typen), sehingga orang dapat mempunyai ikhtisar tentang garis-garis atau sifat-sifat watak orang secara umum.
sifat angan-angan, sidat perasaan, dan sidat kemauan (analystis).
Baca juga : Pendidikan yang Memerdekakan pengetahuan tentang dasar-dasar pendidikan 2
Tiga sifat itu digabungkan menjadi satu (synthetis); sehingga mewujudkan suatu macam atau tipe budi pekerti yang pasti. Salah satu pembagian tipe budi pekerti yang terkenal disampaikan oleh almarhum Prof. Dr. Heymans, guru besar Universitas Groningen, yang sudah mengadakan penyelidikan disertai percobaan dan ditetapkan adanya 8 jenis budi pekerti orang.
Ada pula yang membagi budi pekerti menjadi beberapa jenis berdasarkan hasrat seseorang. jadi, bukan pembagian analytis, akan tetapi pembagian
secara global dan etis (etis = menurut rasa adab).
Pendidikan yang Memerdekakan pengetahuan tentang dasar-dasar pendidikan
Naluri Pendidikan
To topSetelah ikhtisar arti, maksud, dan tujuan Pendidikan dijelaskan pada uraian
sebelumnya, sekarang akan dijelaskan bagian-bagian khusus: untuk permulaan mengenai syarat-syarat dan alat-alat dalam Pendidikan yang teratur.
Berlakunya Pendidikan dari tiap-tiap orang terhadap anak-anak terbawa oleh adanya paedagogis instinct, yakni keinginan dan kecakapan tiap-tiap manusia untuk mendidik anak-anaknya agar selamat dan Bahagia.
Naluri atau instinct disebabkan pula oleh adanya naluri yang pokok (oerinstinct), yang bertujuan agar terwujudnya keberlangsungan keturunan (ngudhi-tuwuh), behoud van de sort).
Tidak ada komentar: